Rabu, 18 Mei 2011

Selasa, 17 Mei 2011


Mendung mungkin tengah menggelayuti seraut wajah hamba nun jauh di ujung sana. Hujan mengiringi hempas ketidak berdayaan.  Maaf…. benar-benar maaf…..

Bukan maksudku melukai.  Inilah kejujuran dari hati.  Tak terbersit inginku menyakiti, karena akupun tak ingin disakiti.  Sejak awal sudah terbaca, dan kaupun memulainya dengan indah.  Telah kuberi kesempatan yang sebenarnya  sudah kusadari sejak semula.  Tapi, ku takut salah.  Jadi, kuputuskan kau memulai bicara.  Alhamdulillah kaupun bersedia……

Aku ingat kau barkata : “Sudahkah kau berpunya….”
Setengah tak percaya : “Apa???”. Ku minta kau mengulanginya.  Dan kaupun dengan segenap kepercayaan diri yang kau punya bersedia mengulanginya.
Bassmalah ku ungkap juah : “Ya. Hatiku sudah ada pemiliknya”.  Fiuhh….. helah nafasku bersorak lega.
Ku yakin kau terluka, tapi inilah kenyataannya.  Ku harap kau bersedia menerima segenap jiwa raga.

Terima kasih telah bertanya, hingga langkah inipun tak lagi goyah……


Banyuasin, Palembang, Sumatera Selatan
17.00 PM

Kamis, 16 Oktober 2010
Pukul  10.30 Pagi



Bus angkutan Km.12-Plaju berwarna kuning dengan aksiran garis berwarna hijau sunyi senyal meniadakan gejolak.  Deretan atrian panjang Transmusi berbaris berjajar menggantikan suara bising yang biasa ditimbulkan kendaraan itu.

Ah…. baiknya aku berfikir positif saja, barangkali jedah waktu jedah waktu satu minggu ketiadaan ku di sini banyak peraturan telah di ubah pemerintah kota.  Mungkin ini salah satu peraturan baru Pemkot.



Dear Atmosfir

Rabu, 16 Februari 2011

Enam tahun setelah peristiwa hari itu, masa membentang melewati peristiwa.  Meniadakan kabar hapus sudah jejak cerita.  Tak mengikat ruang dan waktu untuk ku bersua dengannya.  Segala upaya begitu banyak telah ku coba.  Namun tak satupun juah membuatnya sirna.  Semakin kuat berasaha, makin kuat pula ia mendera.  Pada akhirnya yang tertinggal hanyalah pasrah dari seorang hamba.

Sampai suatu ketika dipehujung lelah, sang surya menyergap meninggalkan suasana menjemput malam mengutus sebuah harapan baru untukku.  Usai adzan magrib berkumandang kabar bahagia menghampiri datang.   Kau yang dulu sirna kini ada dihadapan.  Merentas masa, walau tak tergapai sukma setidaknya cukup menjadi pengobat lelah.  Sungguh benar-benar kado terindah dari-Mu wahai Yang Kuasa.  Satu langkah telah ku dekap untuk ku sampai ke penghujung muara.


Catatan :
Menemukan kembali  “For You My Dream Come True”
Kamis, 26 Agustus 2010

Kamis ceria tak seharusnya menuai duka.  Kejahilan berunjung masalah.  Akhlak yang terperdaya ataukah tingkah yang tak ingin mengikuti jalan.  Jalan kebaikan, jalan yang membahagiakan.  Tidak melukai, tapi menenangkan.  Masalah ini tampak sekilas tidak teramat rumit.

Sesuatu yang biasa nampak luar biasa, ketika kita pelahan-lahan mulai terhasut dan terperdaya.  Emosi mengalahkan segalanya.  Membuat logika tak mampu mencerna.  Egopun merajlela, mengenyahkan fikiran serba positif menjadi posesif.  Bangkit dan aktif amunisi jiwa-jiwa kerdil meniadakan rasional.  Seberapapun besar hasrat untuk menahan, tika terjadi tak terelakan.  Dan setelah peristiwa mereda, penyesalan membahan mengecam jiwa.  Kenapa ini terjadi? 
Entahlah….  masih banyak yang harus ku pelajari, terutama makna ilmu petahanan diri.  Bagaimana menghadirkan sifat rasa sadar diri tatkala peristiwa mendera.  Sehingga, penyesalan takkan pernah singgah.


Move’in on
Love and touch


Kamis, 02 September 2010

Alhamdulillah satu lagi kabar bahagia.  Hari ini hujan rezeki, anugrah berlapis.  Tiada aku duga pada akhirnya kupon rezeki mulai berpihak.  Jurang perbedaan tidak lagi menjadi sekat, semua mendapatkan porsi dan ditepatkan pada tempat yang layak.
 
© 2012. Design by Main-Blogger - Blogger Template and Blogging Stuff