Selasa, 22 Mei 2012


Seekor kucing dan dua ekor anaknya pindahan rumah. Dua ekor anak kucing tidak lagi berusia balita mustahil diangkut kedua-duanya. Sementara sang Ibu asyik dengan kebimbangan menaiki anak tangga berjumlah sepuluh, sedangkan anak yg satunya menguntit dari belakang (Ceritanya neh takut ditinggal sendirian dikira ditelantarkan.... ckk...ckkk...)...

Clingak clinguk diteras memperhatikan sang majikan udah pulang apa belum neh... (hii..hiii... takut ketahuan niye....^^)

Wah, kesempatan pas banget pintu depan kebuka... sang majikan rupanya asyik mengerjakan pekerjaan diteras belakang.  Jadilah diam-diam pus berhasil membawa anaknya yang pertama mengungsi kerumah majikan.

Si anak kecil mungil meronta di bawah anak tangga nungguin nyokap belum juga balik (cup...cup... kangen emak ya).  Menunggu dan terus menunggu kering sudah lelah.  Anak kucing berlari meninggalkan anak tangga menyadari sang bunda tak menampakkan batang hidungnya (Loh,,, bukannya taring???)

Beberapa detik kemudian setelah sang anak pergi sang induk rupanya menyadari bahwa permata hatinya satu lagi menunggu di bawah.  Malangnya permata hati dimaksud tak dijumpai dimana-mana seberapa kuatpun ia memanggil si buah hati tetap tidak terngiang sahutan balasannya. (Cie... anak pus bisa ngambek juga).

Asyik mencari buah hati rupanya sang majikan lebih dulu buru-buru ambil tindakkan meminidahkan anak kucing yang berada dirumah. ketempat semula (Oww... oww... majikan sadis pus kena deportasi untuk kesekian kalinya). Nasib... nasib.... semangat pus pantang menyerah... majikan suatu hari pasti lengah.... (Ha...ha...ha... ngompor-ngompirin).

Minggu, 20 Mei 2012



“Semangka berdaun sirih ahh,,, perumpaan ini sudah biasa akrab ditelinga”. (Ehmm, senyum sumir renjana ufuk relung jiwa enggan menggoda senyap).

Like a mirror miracle of imagine…. Hyaahhh, I love it…^^ jemari-jemari menggila menghentak keyboard menuangkan lebaran demi lembaran azam yang kian hari kian menggugah dan sedikitpun tidak menampakkan lelahnya.  Andai setitik bisa menjadi sempurna, barangkali tak akan ada pertanyaan yang tidak dijumpai jawabannya.  Sekiranya bahagia belum menjadi milik kita bersabarlah dan tawakallah.  Bersandarlah pada keimanan di sukma.

Duhai imam yang ku damba hari ini izinkan aku berbagi kisah menyentuh hati.  Tahukan engkau hari ini telah ku jumpai tiga definisi yang selama ini belum tersentuh nurani.  Maukah engkau ku ajak berbagi duhai My Lovely hakekat resah yang melanda ini.  Dengarlah sepenuh hati agar kitapun sama-sama berbenah diri dan merenung kembali.  Memaknai perjumpaan ini.

My lovely maaf jika setelah ini aku lebih memproteksi diri.  Bukan karena kasihku terbagi melainkan pemahamanku bertambah satu lagi.  Kali ini entah mengapa begitu menyindir nurani.  Pemahaman yang membawa aku kepada pehaman baru.  Iya, kau benar.  Sosok itu menyindir soal jodoh.  Kisah antara kau dan aku.

Untuk pertama kali aku dibuatnya hilang upaya, ingin menghindar  pergi menjauh saja.  Tetapi lama kelamaan akupun kagum dan terpesona dibuatnya.  Lalu akupun terlena mendengarkan dengan seksama.  Ternyata ia memiliki tiga ragam rupa begitu pula maknanya.  Lihatlah My Lovely, inilah rupa mereka.

Yang pertama jodoh karena syetan, yaitu:
“Kau dan aku bertemu, kemudian kita bermaksiat dan akupun mengandung lalu kita menikah”.

Yang kedua jodoh karena Jin, yaitu:
“Kau dan aku bertemu.  Kau menaruh harap dan menyukaiku.  Lantaran aku tidak menyukaimu lalu kau sihir aku, kau guna-gunai aku dan akupun menyukaimu.  Dan kita berduapun menikah”.

Yang ketiga yaitu jodoh karena Alloh:
“Kau dan Aku Alloh pertemukan dengan skenario yang sedemikian indah.  Kita berdua berpandangan hingga tatapan itupun menembus tepat kehati kita.  Kemudian kau meminangku.  Meminta kepada kedua orangtuaku untuk menjadikanku halal bagimu.  Dan kitapun menikah”.

My lovely….
Jodoh ketiga inilah yang sejak dulu ku ingini.  Aku tahu cintamu tidaklah seagung cinta Nabi Muhammad kepada Siti Khodijah ataupun sehebat cinta Dzhulaikhah kepada Nabi Yusuf.  Namun satu yang pasti, cinta yang ku ingini cinta yang sederhana, cinta hingga syurga.  Hingga mau memisah raga.

Duhai My Lovely engkau penyejuk hati…
Aku tak tahu apakah aku sebagian dari rusukmu? Inilah diri ini, aku punya hati bukan untuk disakiti.  Aku punya hati hanya untuk ia yang redho dan ikhlas mengenali.  Bukan untuk dipermainkan bukan pula untuk dipersandingkan.

My lovely…
Aku harap kau tidak keberatan dengan permintaan ini.  Aku yakin jika engkau memang benar jodoh yang Alloh takdirkan pasti Alloh takkan merintangi.  Andaipun tidak, My Lovely ku harap kita berdua ridho akan Qodho dan Qhadar ketentuan Illahi.  Aaaaminnnnn….^^.

Rabu, 16 Mei 2012


Sepi pernah menjerat hari-hariku. Kala itu rintik hujan dan ranting patah yang sesekali meramaikannya.  Jarum jam yang terus berdetak memunculkan rahasia demi rahasia apa arti kehadiranmu dalam kehidupanku?.  Apa arti diriku dalam hidupmu? Dan sebelum semuanya terungkap, kau terburu-buru menghilang tanpa bisa kuhentikan.


Sebenarnya aku bisa saja dengan mudah menemukan jejakmu. Namun, kau sendiri yang memintaku untuk tak mencarimu. Hanya kenangan dari beberapa fragmen yang kau tinggalkan cukup buatku untuk mengenangmu. Mengingat pesonamu.  Di tengah penat dan lelah menghiasi tingkah canda mewarnai hari-hari kita.  Semuanya begitu membekas meski beberapa diantaranya memperjelas jarak, siapa aku dan siapa kau sebenarnya. Pada akhirnya aku mengerti semua yang diawali dengan niat yang salah akan berakhir dengan tidak sempurna.


Aku tahu kau berkemas dengan tergesa.  Tapi sikapku biasa saja.  Walauku jelaskan akan percuma.  Aku bukanlah tipe orang yang suka banyak berbicara, menjelaskan banyak hal tanpa diminta.  Banyak yang aku pikirkan dan aku pertimbangkan.  Jika kau mengira aku adalah udara, memberimu nafas kehidupan sehingga sempat kau menitipkan banyak harapan sepertinya kau salah mengira.  Karena aku sesungguhnya bukanlah udara bagimu.  Tetapi aku adalah angin nan semilir.  Singgah menghapus gerahmu sejenak.  Pergi lalu menghilang tanpa jejak.


Ya, begitulah aku.  Seyognya angin, berhembus tak akan pernah ia kembali ke posisi semula tempat dimana ia pernah memulai kisah.
Sekarang aku tak tahu dan tak pula ingin tahu bagaimana kehidupan yang kau jalani. Ku harap lembar baru yang kau buka, dipenuhi dengan tinta cerita penuh warna. Seperti halnya dirimu, akupun harus membuka lembar baru dalam hidupku. Maaf aku pamit tanpa kata.



Note:
Untuk pantai, ku do’akan segera kau menemukan ombak yang kau cari….. anggap ini sebuah tragedi cukup simpan di lautan hati….^^
 
© 2012. Design by Main-Blogger - Blogger Template and Blogging Stuff