Jumat, 20 Juli 2012


Bissmillahirrahmanirrahiim...

Kepadamu yang akan menjadi pendampingku kelak…..
Terima kasih kerana telah memilihku di antara ribuan bidadari di luar sana yang siap untuk kau pilih.. Padahal kau begitu tahu, aku hanya wanita biasa, yang sangat jauh dari sempurnaan. Karenanya ku ingin kau tahu, aku bukan wanita yang sempurna, aku begitu banyak kekurangan. Maka ketahuilah….

Kepadamu yang akan memilihku kelak..
Aku tak sebijak bunda Khadijah, karenanya ku ingin kau tahu, aku bisa saja berbuat salah dan begitu menyeebalkan. Maka ku mohon padamu, bijaklah dalam menghadapiku, jangan marah padaku, nasihati aku dengan hikmah, kerana bagiku kaulah pemimpinku, tak akan berani ku membangkang padamu..

Duhai kau yang telah memilihku kelak…
Ingatlah, tak selamanya aku dapat tampak cantik di matamu, ada kalanya aku akan begitu kusam dan jelek. Mungkin karena aku begitu sibuk di dapur, menyiapkan makan untuk kau dan malaikat-malaikat kita nanti, insya’Allah. Maka aku akan tampak kotor dan berbau asap. Atau karena seharian ku harus membenahi istana kecil kita, agar kau dan malaikat kita dapat tinggal dengan nyaman dan sehat. Maka mungkin aku tak sempat berdandan untuk menyambutmu sepulang bekerja….

Ataukah kau akan menemukanku terkantuk-kantuk saat mendengar keluhan dan ceritamu, bukan karena aku tak suka menjadi tempatmu menumpahkan segala rasamu, tapi kerana semalam saat kau tertidur dengan nyenyak, aku tak sedetik pun tertidur kerana harus menjaga malaikat kecil kita yang sedang menangis, dan ku tahu kau letih mengais rezeki untuk kami maka tak ingin ku mengusik sedikit pun lelapmu…..

Jadi jika esok pagi kau mendapatiku begitu letih dan ada lingkaran hitam di mataku, maka tetaplah tersenyum padaku, karena kau adalah kekuatanku….

Padamu yang menjadi nahkoda dalam hidupku kelak…
Ketahuilah, aku tak sesabar Fatimah, ada kalanya kau akan menemukanku begitu marah, menangis dan tak terkontrol, bukan karena ku membangkang padamu, tapi aku hanya wanita biasa, aku juga perlukan tempat untuk menumpahkan beban di hatiku, tempat untuk melepaskan penatku, dan mungkin saat itu aku tak menemukanmu, atau kau begitu sibuk dengan pekerjaanmu, maka bersabarlah, yang ku perlukan hanya pelukan dan belaianmu.. Kerana bagiku kau adalah titisan embun yang mampu memadamkan segala resahku.

Ataukah ada kalanya tanganku akan mencubit dan memukul pelan si kecil kerana lelah dan penatku di tambah rengekannya yang tak habis-habisnya. Sungguh bukan kerana ku ingin menyakitinya, tapi kadang aku kehabisan cara untuk menenangkan hatinya. Maka jangan membentakku kerana telah menyakiti buah hati kita, tapi cukup kau usap kepalaku, dan bisikkan kata sayang di telingaku, karena dengan itu ku tau kau selalu menghargai semua yang ku lakukan untuk kalian, dan kau akan menemukanku menangis menyesali perlakuanku pada malaikat kita, dan aku akan merasakan ribuan kali rasa sakit dari cubitan yang ku berikan padanya, dan aku akan berjanji tak akan mengulanginya lagi….

Padamu yang menjadi imam dalam hidupku kelak…
Ketahuilah, aku tak secerdas Aisyah... Maka jangan pernah bosan mengajariku, membimbingku ke arah-Nya, walau kadang aku begitu bebal dan bodoh, tapi jangan pernah letih mengajariku.. Jangan segan membangunkanku di sepertiga malam untuk bersamamu bermunajat pada Kekasih yang Maha Kasih… Jangan letih mengingatkanku untuk terus bersamamu mendulang pahala dalam amalan-amalan sunnah… Bimbing tanganku ke Jannah-Nya, agar kau dan aku tetap bersatu di dalamnya.

Padamu yang menjadi kekasih hati dan teman dalam hidupku….
Seiring berjalannya waktu, kau akan menemukan rambutku yang dulu hitam legam dan indah, akan menipis dan memutih. Kulitku yang bersih akan mulai keriput. Tanganku yang halus akan menjadi kasar… Dan kau tak akan menemukanku sebagai wanita cantik, yang kau khitbah puluhan tahun yang lalu… Bukan wanita muda yang selalu menyenangkan matamu… Maka jangan pernah berpaling dariku.. .Kerana satu yang tak pernah berubah, bahkan sejak dulu akan terus bertambah yaitu rasa cintaku padamu…

Ketahuilah… Tiap harinya, tiap jam, menit dan detiknya, telah aku lewati dengan selalu jatuh cinta padamu… Maka, cintailah aku, dengan apa adanya aku.. Jangan berharap aku menjadi wanita sempurna… Maafkan aku karena aku bukan puteri…. Aku hanya wanita biasa..

Kamis, 19 Juli 2012


yaa Rabb...
kutitipkan semua rasa cintaku pada-Mu
 
yaa Rabb...
kutitipkan semua rasa sayangku pada-Mu

jika nanti aku jatuh cinta..
cintakanlah aku pada orang yang benar-benar mencintai-Mu 

jika waktu itu telah tiba...
berikanlah rasa cinta dan sayang yang telah kutitipkan pada-Mu pada orang yang benar-benar mencintaiku hanya karena-Mu

Assalamualaikum cinta, apa kabar?
Apa kabar dengan hati yang lama tak pernah ku jumpa?

Apa kabar dengan hati yang masih dalam perjuangannya demi menggapai ridho-Nya?

Apa kabar dengan setia dan kejujuran?


Cinta…

Andai saja aku bisa mengungkap semua kata dan rasa dalam hati yang aku punya ini, maka seribu lembar kertas pun tak akan cukup untukku menuangkannya. Banyak sekali cinta, banyak yang ingin aku ungkap secara langsung di hadapmu nanti.


Andai kau tahu, aku hambar tanpa pengisi kasih dan pedulimu padaku, andai saja kau tahu apa yang aku rasakan ini untukmu. Cinta bukan yang bernama keegoisan rasa, bukan yang mengucap “bagaimana?” namun “aku mengerti”,
bukan “kamu di mana?” tapi “aku di sini”, bukan “aku ingin kamu seperti ini" akan tetapi “aku mencintaimu dengan apa adanya dirimu”.

Sepinya diriku tanpa kau di sini, hampanya hatiku karena ku tahu dengan nyata kau tak berada di sampingku,
seringnya kau patahkan aku, namun aku bukan seorang yang mudah menyerah. Aku bertahan, karena ada kejujuranku untuk mengasihimu.

Luka itu memang sakit cinta, akan tetapi lebih sakit lagi jika aku membohongi diri ini.
Mungkin aku bisa menggunakan dusta putihku, namun selama aku masih bisa menjaga kebaikan dalam jujurku, sungguh demi Dia yang Maha Menghargai, ku akan berjalan di sini tanpa ada paksa dari siapapun, dan yang utuh adalah hanya ada nurani dan hati yang suci.

Ketika luka–luka telah mengering,
selama itu pula aku haus untuk merindukanmu, pun selama luka itu masih basah dan masih pekat terasa ngilu di ulu hatiku.

Cinta,
inginnya aku bersamamu, menjaga hatimu, mendampingimu ketika resah dan gundah melandamu, ahh… cinta akankah kau tahu begitu dalamnya kasihku. Sehingga semua luka dan kecewa itu tak akan mampu mengubahnya, sekalipun pernah kau memintanya untuk aku melakukannya.

Maafkan cinta, maafkan aku, karena aku terlalu jujur pada perasaanku.
Dan semua, semua masih tetap utuh pada tempatnya.

Rasa yang bercampur baur, ada duka, ada kecewa, namun ada pula rasa percaya di antara sejuta ragu, ada setitik cahaya diantara gelapnya cakrawala.
Ketika semua terhempas karena sia–sia, maka akan ku coba pelajari kesedihan ini, kesakitan ini, dan ku anggap ini sebagai hadiah “besar”-Nya.

Derita ini adalah anugerah dan suatu kehormatan tersendiri bagiku di atasnya dan di bawah kekuasaan-Nya.
Jiwa tak akan pernah mengenal arti tegar jika ia hanya datar merasakan perjalanan hidupnya. Hati tak akan pernah mengerti rasa sakit, jika ia selalu bahagia, Maha Suci Tuhan Semesta Alam atas segala rangkaian hidup yang sempurna ini.

Dan cinta,

Kau membuatku banyak belajar dalam sakitnya aku ketika aku terhujam mendekam dalam tebing bebatuan yang tajam.
Kau membuatku menjadi orang “besar” dalam rasa kesyukuranku pada-Nya.

Terima kasih cinta, kau membuat aku menjadi jiwa yang sabar atas segala penantian dan pengertian.
Secuil apapun itu harapan adalah tetap menjadi harapan. Dimana ia juga bisa tumbuh dari rasa kecewa, dari rasa luka. Maka biarkanlah ia tumbuh menjadi dewasa dalam matangnya pemahaman. Mungkin aku akan berdiri di atas rangakain jerami yang selalu ada di depanku ketika aku berjalan, dan tiada lain adalah rasa sabar ketika aku harus membersihkannya, tiada lain dari rasa ikhlas ketika aku merasa lelah untuk merapikannya agar ia tak melukaiku. Namun ketika goresan luka itu ada, tiada lain pula rasa bertahan dan pengupayaan untukku mengobatinya. Dan tiada lain dengan rasa tulus aku melakukannya.

Begitu pula dengan mu cinta,

Jika pun harus ada air mata, maka biarlah ia menjadi teman sedihku untuk menyayangimu.
Jika ada rasa sakit mendera, maka biarkanlah ia menjadi teman setiaku dalam bertahan atas segala kejujuranku padamu.

Sungguh aku bersyukur,
karena aku mengenalmu cinta, sekalipun aku tak pernah utuh memilikimu, sekalipun utuh yang kau punya tak hanya untukku. Jangan tanyakan tentang kesedihan yang kau pun tahu cinta. Jangan bertanya tentang rasa sakitku, bila kau pun merasakannya. Aku memang manusia biasa, yang tak sempurna, dan kadang salah. Namun rasa kasihku telah mengalahkan rasa sakitku, rasa kasihku mengalahkan egoku dan rasa sayangku telah mampu mengobati luka – luka itu.

Cinta,

Kapan aku bisa menyentuhmu?
Dimana aku bisa menemui hangatnya jemarimu mengusap semua peluhku? Ataupun sebaliknya aku yang mengusap peluh di wajahmu. Dan aku yang akan membelai lembut bahumu ketika kau goyah di jalan perjuanganmu bersamaku, agar kau tahu betapa pedulinya aku terhadapmu.

Cinta,

Dalam sujudku pada-Nya, ku titipkan doa dan pintaku,
semoga kau senantiasa dalam penjagaan-Nya ketika penjagaanku tak sampai padamu, semoga kau selalu dikasihi dan disayangi -Nya ketika kasih dan sayangku tak mampu melampaui dimana kau berada saat ini. Ku pinta pada-Nya agar Cinta-Nya selalu ada untukmu, ketika aku tak sanggup lagi mencintaimu.

Ku tegarkan segala kerapuhan, kan ku indahkan segala kesedihan.
Bahagiamu adalah doa dan harapku. Senyummu, menjadi suatu cita–cita dimana aku bisa merasakannya itu tulus hanya untukku. Semoga kan selalu baik adanya, meskipun jalan ini tak sempurna. Ucap terakhirku, ku harap kan terbaca jelas di mata dan hatimu. Aku mengerti. Aku di sini, dan aku mencintaimu apapun adanya kau dengan segala kurangmu.

Dan biarlah,

Biarkanlah tulusku yang mencintaimu.


)*Lentera pekat antara sulaman kabut putih....

Rabu, 18 Juli 2012


Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih Maha Penyayang

Wahai impian ketiga-ku
Sungguh engkau Impian ketiga-ku setelah Ridho Allah dan Keselamatan di hari akhir..
Wahai impian..
aku selalu menantimu, sampai diri ini pantas untuk qualitas indahmu.

Wahai impian ketiga-ku
tahukah engkau, dalam do'a-ku aku memohon kepada Allah agar kelak aku berkata seperti ini kepadamu "sayang dengarkan aku, demi dzat yang tidak pernah menyalahi janji, sesungguhnya Dia telah memperkenankan salah satu do'a-ku yaitu mengaruniakan jiwa yg sholeh yang apabila aku memandangnya makin bertambah rasa syukurku  dan sekarang dia telah hadir dihadapanku".

Wahai impian ketiga-ku
Aku mengerti, jauh sebelum aku berdo'a :
'' ya Allah karuniakan kepadaku
seorang istri yang sholeh, seorang istri yang apabila aku memandangnya makin bertambah rasa syukurku, seorang istri yang apabila aku memandangnya menentramkan hatiku''
jauh sebelum aku memohon seperti itu
Allah telah menentukannya untukku.
Namun aku juga mengerti Allah telah mengetahui aku berkata hal itu, jauh sebelum aku berkata hal itu.

Wahai impian ketiga-ku
aku selalu merindukanmu,
seandainya saja rindu itu seperti gelombang air,
tentu saja ia akan lebih dahsyat dari gelombang tsunami, yang mampu menghancurkan apa saja yg diterjangnya, begitupun hati ini, kalau saja aku tidak ingat akan janji Yang Maha Pengasih, mungkin hati ini sudah hancur karena rindu itu..

Wahai impian ketigaku
Aku selalu menantimu hadir kepadaku dengan jiwa yang hanya mengharap Ridho Allah.
Wahai impian ketiga-ku
Aku selalu menanti saat itu, saat yang telah ditentukan Yang Maha Pengasih, yaitu mempertemukan kita berdua. Nantikan aku impian ketiga-ku



Aku tak kuasa menatap mata elangmu. Namun aku hanya mampu menolehmu dengan senyum persahabatan ^_^ . Biarlah aku mengenalmu lewat doa. Karena tiada kata seindah DOA

Jumat, 06 Juli 2012

Assalamualaikum semangat ku? Masih tetapkah berada disana? Adakah kau setegar karang didasar lautan? Sekokoh karang disepanjang tepian pantai?

Penantian, lumayan cukup melelahkan. Lebih identik jika dikatakan "menunggu".  Berbulan-bulan jiwa ini tak tenang.  Kapan gerangan pengumuman terpajang.  Daftar tunggu pelaksanaan Microteaching, memenuhi syarat salah satu kelengkapan saat menjadi wisudawan dan wisudawati.

Tiba saatya harap dan cemas membaur jadi satu.  Gelombang hati mulai pasang.  Berdebar-debur laksana ombak dilautan lepas. Alhamdulillah Juni penuh barokah menghampiri jelaga jiwa.  Mata enggan lepas memandang.  Benarkah sederatan nama terpajang salah satunya adalah kelompok saya.  Ya, tidak salah lagi.  Papan pengumuman menjadi saksi tak terbantahkan.  Kelompok 14 Microteaching ada nama saya, tepat diurutan ke-enam.  Dari sempuluh anggota terdaftar dua orang terpisahkan dari kelompok yang seharusnya kami daftarkan.  Kelompok yang sediakala beranggotakan 10 orang kelas Reguler-B (Khusus) digantikan dua orang dari Reguler-A.

Yupzzz, waktu tampil mulai merapat.  Aktivitas kampus menampakkan geliat hebatnya.  "Satu hari untuk selamanya", inilah sederatan kalimat senandung asa setiap kali jejak-jejak kaki melangkah.  Subhanalloh, dua minggu berturut-turut menghantarkan kami kepada tujuan sebenarnya.  Kekompakan tim, kerja keras, dan sabar.

Tiga kali rombak nyaris empat skenario dan materi, tak masalah... semua teratasi dengan mudahnya.  Pulang larut, naik motor menyusuri jalan tol ibu kota lantaran terpaksa menjadi lembaran kisah yang terlupakan, digenapi  kegelapan malam karena PLN dimantikan secara serentak disemua penjuru kota.


Potret kisah Elegi 2 Rasa antara Suka dan Duka....
Apapun situasi dan kondisinya tetap eksis dengan gaya hehehe....


Jum'at, 28 Juni 2012: Eksyen sebelum jadi Murid...^^


Pukul 14.15, masih eksis dengan gaya, chieersss...


Pra Micro: Latihan sesi akhir. Jum'at, 28 Juni 2012, pukul 20.00. Udah malam guys masih betah ajah ngampus.....


Empat personil kelompok 14 dari jumlah peserta.
Lah, yang enamnya lagi mana?
Tuh, ada dibelakang lagi rumpi...:)
Sabtu, 29 Juni 2012, Gedung E Lantai teratas (Lt.4)
Labor Micro masih kekeh dengan gemboknya, kelompok 14 siap unjuk gigi...^~


Sukses Micro, dapet job tambahan perbaikan laporan. Semangka............ ehhh semangattt....


Alhamdulillah. Semuanya sukses dan lancar....^^


Inilah sobat cuplikat kisahku bersama almater biru.  Terima kasih untuk kelompok 14 : Aang Gunaifi, Heru Pracaya, Sulanti, Rita Andriani, Fitri Ellis, Zalmiana, Purwaningsih, Ayu Indri Kartika, Nanik Eni, dan saya tentunya.  Kebersamaan kita memang singkat, tapi kebersamaan ini akan selamanya melekat.  Salam Kopasta (Konseling Pancawaskita)...... Sukses dan jaya untuk kita semua....^^

 
© 2012. Design by Main-Blogger - Blogger Template and Blogging Stuff