Surya merekah mengibarkan semangatnya. Desauan angin meninabobokkan riang nyanyian beburung. Platar atap daun nipa pondok kosong sebelah sekolah.
Coleteh membahana. Cerita serba ada. Rupa-rupa , ragam rangkaian peristiwa. Bassmallah syahdu mengudara. Ihkwal kata terucap sudah. Sapa, santun kini bermula. Tak nampak kursi kosong satupun tersedia. Momen ceria akan prakata. Se-iya dan se-kata. Mufakat tiba pada klimaksnya membentuk makna. Untuk hati yang kini sepakat, untuk janji yang kini terlanjur terlanjur terucap.
Akasia sejenak tercekat merindukan desauan angin. Mengibaskan helaian rerimbun daunnyan yang perdu. Pandanganku seolah kaku, senyum enggan beringsut. Terik mentari menyilaukan sorot mata yang semula tak terpejam.
"Heemmmmm..." dahi mengernyit, mata menyipit. Panasnya pas megenai sorot mata. Kosentrasi kini mulai pecah. Heningku sedikit terluka.
"Pindah saja ahh...." desah sepakat mengabulkan upaya.
Pondok kosong batu bata merah. "Subhanalloh..., damai sedia berbagi rasa".
Kembali tinta episode merangkai cerita. Beradu peran detak jam tangan menggulirkan waktu. Bait-bait tunaikan sepenggalan kisah, untuk episode sebuah cerita. Derap langkah tentukan arah, kembali pulang merajut asa. Siap menyambut sang surya dihari esok damai suka cita.
Teruntuk:
Cerita rembulan untuk siang...^^
Jaga dirimu baik-baik disana, do'aku menyertaimu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar