Seekor
kucing dan dua ekor anaknya pindahan rumah. Dua ekor anak kucing tidak lagi
berusia balita mustahil diangkut kedua-duanya. Sementara sang Ibu asyik dengan
kebimbangan menaiki anak tangga berjumlah sepuluh, sedangkan anak yg satunya
menguntit dari belakang (Ceritanya neh takut ditinggal sendirian dikira
ditelantarkan.... ckk...ckkk...)...
Clingak
clinguk diteras memperhatikan sang majikan udah pulang apa belum neh...
(hii..hiii... takut ketahuan niye....^^)
Wah,
kesempatan pas banget pintu depan kebuka... sang majikan rupanya asyik
mengerjakan pekerjaan diteras belakang.
Jadilah diam-diam pus berhasil membawa anaknya yang pertama mengungsi
kerumah majikan.
Si anak
kecil mungil meronta di bawah anak tangga nungguin nyokap belum juga balik
(cup...cup... kangen emak ya). Menunggu
dan terus menunggu kering sudah lelah.
Anak kucing berlari meninggalkan anak tangga menyadari sang bunda tak
menampakkan batang hidungnya (Loh,,, bukannya taring???)
Beberapa
detik kemudian setelah sang anak pergi sang induk rupanya menyadari bahwa
permata hatinya satu lagi menunggu di bawah.
Malangnya permata hati dimaksud tak dijumpai dimana-mana seberapa
kuatpun ia memanggil si buah hati tetap tidak terngiang sahutan balasannya. (Cie...
anak pus bisa ngambek juga).
Asyik
mencari buah hati rupanya sang majikan lebih dulu buru-buru ambil tindakkan
meminidahkan anak kucing yang berada dirumah. ketempat semula (Oww... oww...
majikan sadis pus kena deportasi untuk kesekian kalinya). Nasib... nasib.... semangat pus pantang menyerah... majikan suatu hari pasti lengah.... (Ha...ha...ha... ngompor-ngompirin).