Menemukanmu.... seperti aku menemukan bejana perak yang menghilang tertimbun deru debu yang dekil . Semburan lahar dingin dari kokohnya gunung yang tinggi menjulang. Ruang itu masih saja tak terpenuhi, setelah kaki-kaki kecil menghilang bersama bayang-bayangan samar. Bejana itu muncul dipermukaan, disaat lumpur membenamkan, disaat debu menutupi dan rontok daun kering menyamarkan. Ada jiwa terhempas tak wajar. Terdampar di gulung tikar. Sendiri.... dan menemukanmu dibaliknya...:)
Dear you....
Hingarku pada indahnya tutur. Semburat kabut tipis menutupi jiwa kusut.... luput dari pandangan. Laksana indah bejanamu tak dapat ku lukis kilau ukirannya. Kerling jiwa dalam sambut sanubari, dalam rangkul setia. Indahmu mengukuhkan semat jiwa yang mengikat. Lucuti hati di sanubari.
Setiaku kini... padamu, mihrab hati saat menemukanmu kembali.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar