Senin, 08 April 2013
Moday
Tingkah menggerakkan pena. Mengganti kalimat-kalimat salah pada lembaran kertas. Jari-jemari kiri mengekang erat kertas-kertas menjadikannya bola-bola yang terbentuk rata. Bukan suatu kesalahan yang patut disesalkan, memang ada benar kadang kala ada salah.
"Mungkin ada benar, andai langkah ini tak pernah salah...."
Angin sepoi menghunus ruang tengah. Gorden pintu kamar mulai memainkan liuk tariannya seiring tak senada. "Ahh, otakku serasa telah penuh sesak dengan hingar bingar masalah."
"Hei kalian, bisakah rukun sejenak di ruang tunggu. Beri aku sedikit waktu untuk ku selesaikan satu demi satu."
Proposal.... oh ya, kembali lagi ku akrab denganmu. Satu kata yang tak asing lagiku dengar. Berapa kali lagi ku bisa mengakhiri kemesraan kita?, itu entah akupun tak tahu. Selama kau ada ku harap kita bisa mengakrabkan diri satu sama lain. Mengakrabkanmu denganku nampaknya akan menjadi tugas berat. Itu karena akrab denganmu tak sesederhana mimpi semalam. Setidaknya aku harus bersedia melewati dua algojomu yang hebat, baru kemudian kita bisa akrab.
Diawal jumpa aku digiring banyak tanya. Seperti apa kamu? Apakah kita bisa berteman? Bagaimana bodyguardmu (pembimbing I, pembimbing II) mampukah aku melewati ketatnya penjagaannya?.
Langkah demi langkah ku pelajari itu semua. Sebab tujuanku adalah kamu. Untuk meminangmu menjadi bagian dari lembaran kisah diari hidupku. Ku sadari memang bukan suatu pekerjaan mudah, perlu usaha dan tenaga ekstra berlipat ganda. Tapi tak apalah ku harus mampu lewati itusemua, sampai tiba akhirnya resepsi (seminar proposal) terlaksana atas izin-Nya...^^
...dan kau pun akan menjadi milikku selamanya....
Moday
Tingkah menggerakkan pena. Mengganti kalimat-kalimat salah pada lembaran kertas. Jari-jemari kiri mengekang erat kertas-kertas menjadikannya bola-bola yang terbentuk rata. Bukan suatu kesalahan yang patut disesalkan, memang ada benar kadang kala ada salah.
My lovely campus :)
"Mungkin ada benar, andai langkah ini tak pernah salah...."
Angin sepoi menghunus ruang tengah. Gorden pintu kamar mulai memainkan liuk tariannya seiring tak senada. "Ahh, otakku serasa telah penuh sesak dengan hingar bingar masalah."
"Hei kalian, bisakah rukun sejenak di ruang tunggu. Beri aku sedikit waktu untuk ku selesaikan satu demi satu."
Proposal.... oh ya, kembali lagi ku akrab denganmu. Satu kata yang tak asing lagiku dengar. Berapa kali lagi ku bisa mengakhiri kemesraan kita?, itu entah akupun tak tahu. Selama kau ada ku harap kita bisa mengakrabkan diri satu sama lain. Mengakrabkanmu denganku nampaknya akan menjadi tugas berat. Itu karena akrab denganmu tak sesederhana mimpi semalam. Setidaknya aku harus bersedia melewati dua algojomu yang hebat, baru kemudian kita bisa akrab.
Diawal jumpa aku digiring banyak tanya. Seperti apa kamu? Apakah kita bisa berteman? Bagaimana bodyguardmu (pembimbing I, pembimbing II) mampukah aku melewati ketatnya penjagaannya?.
Langkah demi langkah ku pelajari itu semua. Sebab tujuanku adalah kamu. Untuk meminangmu menjadi bagian dari lembaran kisah diari hidupku. Ku sadari memang bukan suatu pekerjaan mudah, perlu usaha dan tenaga ekstra berlipat ganda. Tapi tak apalah ku harus mampu lewati itusemua, sampai tiba akhirnya resepsi (seminar proposal) terlaksana atas izin-Nya...^^
...dan kau pun akan menjadi milikku selamanya....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar